BAB
I
PENDAHULAN
1.1
LATAR BELAKANG
.isnpiratif |
Dan juga dengan adanya RAB maka kita
bisa mengetahui berapa anggaran dan material yang di perlukan dalam membangun
sebuah proyek atau bangunan tersebut.
1.2
RUMUSAN MASALAH
Akibat
dari banyak kendala – kendala yang di hadapi seseorang dalam membangun sebuah
bangunan atau proyek akibat sulit mengetahui berapa jumlah biaya yang di
butuhkan dan berapa harga bahan bangunan di pasaran,maka dengan adanya Rencana
Anggaran Biaya maka semuanya bisa di ketahui dengan jelas.
1.3
TUJUAN PENULISAN
Dengan
hadir nya makalah ini di harapkan dapat
membantu atau menambah pengetahuan pembaca tentang :
a.
Pengertian Rencana Anggaran Biaya
b.
Jenis – jenis Rencana Anggaran Biaya
c.
Faktor – factor yang mempengaruhi
Rencana Anggaran Biaya
d.
Fungsi Rencana Anggaran Biaya
e.
Langkah – langkah menghitung Rencana
Anggaran Biaya
f.
Keuntungan yang di dapat dari Rencana
Anggaran Biaya
g.
Komponen – komponen yang perlu di
hitung dalam Rencana Anggaran Biaya
1.4
METODE PENULISAN
Metode
yang kami gunakan dalam menyusun makalah ini adalah Metode Studi
Pustaka.
BAB II
ISI
2.1 Pengertian RAB
Rencana Anggaran
Biaya adalah suatu bangunan atau proyek adalah perhitungan banyaknya biaya yang
diperlukan untuk bahan dan upah,serta biaya- biaya lain yang berhubungan dengan
pelaksanaan bangunan atau proyek.
Anggaran biaya merupakan harga dari bahan bangunan yang dihitung dengan teliti, cermat dan memenuhi syarat. Anggaran biaya pada bangunan yang sama akan berbeda- beda di masing- masing daerah, disebabkan karena perbedaan harga bahan dan upah tenaga kerja.
Dalam menyusun Anggaran Biaya dapat dilakukan dengan 2 cara berikut :
1.Angka biaya kasar
Sebagai Pedoman dalam menyusun anggaran biaya kasar digunakan harga satuan tiap meter persegi (mk2) luas lantai. Anggaran kasar dipakai sebagai pedoman terhadap anggaran biaya yang dihitung secara teliti.
Walaupun namanya anggaran biaya kasar, namun harga satuan tiap m2 luas lantai tidak terlalu jauh berbeda dengan harga yang dihitung secara teliti.
Dibawah ini diberikan sekedar contoh, untuk dapat menggambarkan penyusunan anggaran biaya kasar yaitu :
Bangunan Induk 10 X 8 = 80 m2 dikalikan harga satuan yaitu Rp Rp 150.000 = Rp 12.000.000
Jadi dapat disimpulkan adalah harga perm2 bangunan induk tsb adalah Rp 12.000.000 perm2 nya
2 .Angka biaya teliti
Yang dimaksud anggaran biaya teliti adalah Anggaran Biaya Bangunan atau proyek yang dihitung dengan teliti dan cermat sesuai dengan ketentuan dan syarat- syarat penyusunan anggaran biaya. Pada anggaran biaya kasar sebagaimana diuraiakan terdahulu, harga satuan dihitung berdasarkan harga taksiran setiap luas lantai m2. Taksiran tsb haruslah berdasarkan harga yang wajar dan tidak terlalu jauh berbeda dengan harga yang dihitung secara teliti.
Sedangkan penyusunan anggaran biaya yang dihitung secara teliti,didasarkan atau didukung oleh :
a. Besteks
Gunanya untuk menentukan spesifikasi bahan dan syarat- syarat teknis
b. Gambar bestek
Gunanya untuk menetukan/menghitung besarnya masing- masing volume pekerjaan
c. Harga Satuan pekerjaan
Didapat dari harga satuan bahan dan harga satuan upah berdasarkanperhitungan analisa BOW
BOW Singkatan dari Bugerlijke Openbare Werken ialah suatu ketentuan dan ketetapan umum yang ditentukan oleh Dir BOW tanggal 28 Februari 1921 Nomor 5372 A Pada zaman pemerintahan Belanda. Di Zaman sekarang BOW diganti dengan HSPK, yang tentunya tiap kota maupun kabupaten mengeluarkan HSPK dan setiap tahun ada pergantian.
Demikian keterangan tentang arti dari Rencana Anggaran Biaya yang mungkin begitu awam bagi orang yang belum pernah membangun.
Anggaran biaya merupakan harga dari bahan bangunan yang dihitung dengan teliti, cermat dan memenuhi syarat. Anggaran biaya pada bangunan yang sama akan berbeda- beda di masing- masing daerah, disebabkan karena perbedaan harga bahan dan upah tenaga kerja.
Dalam menyusun Anggaran Biaya dapat dilakukan dengan 2 cara berikut :
1.Angka biaya kasar
Sebagai Pedoman dalam menyusun anggaran biaya kasar digunakan harga satuan tiap meter persegi (mk2) luas lantai. Anggaran kasar dipakai sebagai pedoman terhadap anggaran biaya yang dihitung secara teliti.
Walaupun namanya anggaran biaya kasar, namun harga satuan tiap m2 luas lantai tidak terlalu jauh berbeda dengan harga yang dihitung secara teliti.
Dibawah ini diberikan sekedar contoh, untuk dapat menggambarkan penyusunan anggaran biaya kasar yaitu :
Bangunan Induk 10 X 8 = 80 m2 dikalikan harga satuan yaitu Rp Rp 150.000 = Rp 12.000.000
Jadi dapat disimpulkan adalah harga perm2 bangunan induk tsb adalah Rp 12.000.000 perm2 nya
2 .Angka biaya teliti
Yang dimaksud anggaran biaya teliti adalah Anggaran Biaya Bangunan atau proyek yang dihitung dengan teliti dan cermat sesuai dengan ketentuan dan syarat- syarat penyusunan anggaran biaya. Pada anggaran biaya kasar sebagaimana diuraiakan terdahulu, harga satuan dihitung berdasarkan harga taksiran setiap luas lantai m2. Taksiran tsb haruslah berdasarkan harga yang wajar dan tidak terlalu jauh berbeda dengan harga yang dihitung secara teliti.
Sedangkan penyusunan anggaran biaya yang dihitung secara teliti,didasarkan atau didukung oleh :
a. Besteks
Gunanya untuk menentukan spesifikasi bahan dan syarat- syarat teknis
b. Gambar bestek
Gunanya untuk menetukan/menghitung besarnya masing- masing volume pekerjaan
c. Harga Satuan pekerjaan
Didapat dari harga satuan bahan dan harga satuan upah berdasarkanperhitungan analisa BOW
BOW Singkatan dari Bugerlijke Openbare Werken ialah suatu ketentuan dan ketetapan umum yang ditentukan oleh Dir BOW tanggal 28 Februari 1921 Nomor 5372 A Pada zaman pemerintahan Belanda. Di Zaman sekarang BOW diganti dengan HSPK, yang tentunya tiap kota maupun kabupaten mengeluarkan HSPK dan setiap tahun ada pergantian.
Demikian keterangan tentang arti dari Rencana Anggaran Biaya yang mungkin begitu awam bagi orang yang belum pernah membangun.
2.2 Jenis – jenis Rencana Anggaran Biaya
1.
Rencana Anggaran Biaya Kasar (Taksiran) untuk
Pemilik.
Rencana
Anggaran Biaya dibutuhkan oleh pemilik untuk memutuskan akanmelaksanakan
ide / gagasan untuk membangunan proyek atau tidak ( biasanya masih di bantu dengan Studi Kelayakan
Proyek). Rencana Anggaran Biaya kasar ini juga di pakai sebagai pedoman
terhadap anggaran biaya yang dihitung secara teliti. Rencana Anggaran Biaya ini dibuat masih kasar / global sekali dan
biasanya dihitung berdasarkan harga satuan
tiap meter persegi luas latai atau dengan cara yang lain.
2.
Rencana anggaran Biaya Pendahuluan
Oleh
Konsultan PerencanaPerhitungan anggaran Biaya ini dilakukan
setelah gambar rencana (desain) selesai dibuat oleh konsultan
Perencana. Perhitungan anggaran biaya ini lebih teliti dan cermat sesuai ketentuan dan syarat-syarat penyusunan
anggaran biaya.Penyusunan anggaran biaya ini di dasarkan pada :
a.Gambar Bestek
Gunanya
untuk menentukan / menghitung besarnya volume masing – masing pekerjaan.
b.Bestek atau Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
Gunanya
untuk menetukan spesifikasi bahan dan syarat-syarat teknis.
c.Harga Satuan Pekerjaan
Dihitung dari harga satuan
bahan dan harga satuan upah berdasarkan perhitungan analisa BOW.
3.
Rencana Anggaran Biaya
Detail
oleh Kontraktor Anggaran Biaya ini dibuat oleh kontraktor setelah melihat desain
konsultan perencana(gambar bestek dan RKS),
dan pembuatannya lebih terperinci dan teliti karena sudahmemperhitungkan segala
kemungkinan ( melihat medan, mempertimbangkan metode-metode
pelaksanaan, dsb ). Rencana Anggaran Biaya ini kemudian dijabarkan dalam bentuk penawaran oleh
kontraktor pada waktu pelelangan, dan menjadi harga yang pasti(fixed price)
bagi pemilik setelah salah satu rekanan ditunjuk sebagi pemenang dan Surat Perjanjian Kerja (SPK)
telah ditanda tangani.
4.
Anggaran Biaya sesungguhnya (Real Cost)
setelah
proyek selessai Bagi pemilik fixed price yang tercantum dalam kontrak adalah yang
terakhir, kecuali dalam pelaksanaan terjadi
tambah dan kurang (meer & minder werk). Bagi kontraktor nilai
tersebut adalah penerimaan yang fixed, sedangkan pengeluaran yang
sesungguhnya(Real cost) yaitu segala yang kontraktor keluarkan untuk
menyelesaikan proyek tersebut.Besarnya real cost tersebut hanya diketahui oleh
kontraktor sendiri. Penerimaan di atas dikurangi Real Cost adalah laba diperoleh oleh kontraktor.
2.3 Faktor – factor yang mempengaruhi Rencana Anggaran Biaya
a. Kondisi pasar
Ketika menyiapkan estimasi ,
tarif dan harga yang dipakai biasanya akan diperolehdari proyek - proyek sebelum nya atau data biaya histories. Akan tetapi
estimasi pendekatan merupakan
perkiraan harga tender pada waktu tertentu di masa mendatang. Karena nya
sangatlah perlu untuk memperbaruhi harga tersebut dengan menggunakan indeks harga
tender sehingga sesuai dengan tingkat harga sekarang. Selain itu perlu pula
untuk memasukkan peningkatan biaya buruh dan material yang telah diumumkan
tetapi belum dilaksanakan.
Kelonggaran juga pasti diberikan untuk memperhitungkan perubahan kondisi kontrak, tipe ouwner,
tersedianya buruh, beban kerja dan sebagainya serta naik turunnya dunia
industri.
b. Desain ekonomi
Bilamana
terjadi perubahan desain seperti misalnya perubahan bentuk, tinggi,ukuran dan sebagainya, maka
beberapa penyesuaian terhadap tariff yang dipakai dalamestimasi pendekatan
pasti dilakukan. Keadaan tapak bangunan dapat juga mempengaruhi desain dan cara membangun bangunan tersebut.
c. Pertimbangan kualitas
Tarif dari proyek lama adalah
ditetapkan
berdasarkan standart kualitas tertentu. Jikastandart
ini akan dinaikkan atau diturunkan maka diperlukan adanya perubahan dalam tarif
estimasi yang diajukan. Mungkin perlu pula mlakukan penyesuaian berdasarkan perkiraan atas
peningkatan standart kualitas, dengan menunjukkan keseluruhan perubahan.
Alternatifnya, penyesuaian ini dapat pula lebih tepat, misalnya dengan memilih kualitas lapisan luar dinding bata yang lebih baik, maka
tarif estimasinya dapat di sesuaikan lebih
obyektif.
d. Sarana-sarana teknis
Masalah ini menimbulkan suatu
peningkatan proporsi proyek bangunan. Pentingnya biaya ini
menghendaki agar peninjauanya terpisah dari komponen biaya bangunanlainnya. Pada rencana
proyek yang besar, Quantity Surveyor ahli pasti dipakai untuk memberikan pedoman terutama pada tahap estimasi perkiraan. Sebagai
contoh penyediaan alat pendingin udara (AC) dapat meningkatkan biaya proyek
yang cukup besar.
e. Pekerjaan eksternal
Akibat sering terjadinya
perbedaan yang cukup besar antara tapak-tapak bangunan,maka terdapat hubungan biaya antara elemen pekerjaan
eksternal dengan bangunansesungguhnya. Karenanya umumnya perlulah
mencakup biaya-biaya ibi sebagai
komponen tersendiri dalam
estimasi. Ukuran tapak atau lokasi dan pekerjaan yang harus dilaksanakan merupakan factor penting yang harus
dipertimbangkan.
f.
Kealpaan
Usulan
estimasi biaya harus secara jelas memperlihatkan apa saja yang telah dicakup,
melaui spesifikasi, dan apa saja yang tidak tercakup. Ouwner mungkin dapatmemaklumi
atas pengasumsian bahwa estimasi satu juta telah mencakup semua pengeluarannya
bagi proyek tersebut. Ia tampaknya kurang dapat memaklumi bilakemudian
ia mengetahui bahwa beberapa kelompok pengeluarannya luput ditinjau.Contoh
nyata dari kealpaan ini antara lain : fee professional dan ongkos-ongkos lain,
VAT(
Value Added Tax, pajak pertambahan nilai), biaya lahan, tagihan bunga, perabot
kecil-kecil
dan komponen-komponen peralatan khusus yang mungkin dibutuhkan untuk bengkel
atau laboratorium.
g. Harga dan resiko desain
Estimasi disusun berdasarkan
kombinasi tiga factor yaitu : kualitas, kuantitas danharga.dua hal pertama dari komponen ini
menyangkut tentang desain, yang selalumengalami perubahan hingga penanda tangan
kontrak. Desain selanjutnya akanmempengaruhi metode konstruksi yang dipakai oleh kontraktor. Pada
permulaan skemasuatu desain akan digambarkan
oleh sketsa denah dan elevasi, dan karena kebutuhan,sketsa-sketsa ini
akan lebih diperinci selama proses desain.proses ini dapat
berdampak penting terhadap biaya konstruksi. Resiko biaya yang
berkaitan dengan desain akan lebih banyak terjadi pada tahap permulaan
dari pada tahap tender. Oleh karenanya persentase yang lebih besar harus
ditambahkan untuk menutup resiko desain pada tahap permulaan,dari pada dalam tahap selanjutnya selama proses
desain terjadi.
2.4 FUNGSI RENCANA ANGGARAN BIAYA
Secara
Umum ada 4 Fungsi Utama dari Rancanga Anggaran Biaya (RAB) :
1. Menetapkan
jumlah total biaya pekerjaan yang menguraikan masing masing item pekerjaan yang
akan dibangun. RAB harus menguraikan jumlah semua biaya upah kerja, material
dan peralatan termasuk biaya lainnya yang diperlukan misalanya perizinan,
kantor atau gudang sementara, fasilitas pendukung misalnya air dan listrik
sementara.
2. Menetapkan
Daftar dan Jumlah Material yang dibutuhkan. Dalam RAB harus dipastikan jumlah
masing masing material disetiap komponen pekerjaan. Jumlah material didasarkan
dari volume pekerjaan , sehingga kesalahan perhitungan volume setiap komponen
pekerjaan akan mempengaruhi jumlah material yang dibutuhkan. Daftar dan Jenis
material yang tertuang dalam RAB menjadi dasar pembelian material ke Supplier.
3. Menjadi
dasar untuk penunjukan/ pemilihan kontraktor pelaksana. Berdasarkan RAB yang
ada , maka akan diketahui jenis dan besarnya pekerjaan yang akan dilaksanakan.
Dari RAB tersebut akan kelihatan pekerja dan kecakapan apa saja yang
dibutuhkan. Berdasarkan RAB tersebut akan diketahui apakah cukup diperlukan
satu kontraktor pelaksana saja atau apakah diperlukan untuk memberikan suatu
pekerjaan kepada subkontraktor untuk menangani pekerjaan yang dianggap perlu
dengan spesialis khusus.
4. Peralatan
peralatan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan akan diuraikan dalam
estiamsi biaya yang ada. Seorang estimator harus memikirkan bagaimana pekerjaan
dapat berjalan secara mulus dengan menentukan peralatan apa saja yang
dibutuhkan dalam pekerjaan tersebut. Dari RAB juga dapat diputuskan peralatan yang
dibutuhkan apakah perlu dibeli langsung atau hanya perlu dengan sistim sewa..
Kebutuhan peralatan dispesifikasikan berdasarkan jenis, jumlah dan lama
pemakaian sehingga dapat diketahui berapa biaya yang diperlukan.
2.5 LANGKAH – LANGKAH MENGHITUNG RENCANA
ANGGARAN BIAYA
1.
Persiapan dan Pengecekan Gambar Kerja
Gambar Kerja adalah dasar untuk menentukan pekerjaan apa saja yang ada dalam komponen bangunan yang akan dikerjakan. Dari gambar akan didapatkan ukuran , bentuk dan spesifikasi pekerjaan. Pastikan gambar mengandung semua ukuran dan spesifikasi material yang akan digunakan untuk mempermudah perhitungan volume pekerjaan. Dari gambar yang ada anda disini sudah memulai coretan coretan item pekerjaan apa saja yang akan dihitung dalam pembuatan RAB nya. Dalam tahap persiapan ini perlua juga dilakukan pengecekan harga harga material dan upah yang ada disekitar atau lokasi paling dekat dengan tempat bangunan rumah akan dikerjakan.
Gambar Kerja adalah dasar untuk menentukan pekerjaan apa saja yang ada dalam komponen bangunan yang akan dikerjakan. Dari gambar akan didapatkan ukuran , bentuk dan spesifikasi pekerjaan. Pastikan gambar mengandung semua ukuran dan spesifikasi material yang akan digunakan untuk mempermudah perhitungan volume pekerjaan. Dari gambar yang ada anda disini sudah memulai coretan coretan item pekerjaan apa saja yang akan dihitung dalam pembuatan RAB nya. Dalam tahap persiapan ini perlua juga dilakukan pengecekan harga harga material dan upah yang ada disekitar atau lokasi paling dekat dengan tempat bangunan rumah akan dikerjakan.
2.
Perhitungan Volume.
Langkah awal untuk menghitung volume pekerjaan, yang perlu dilakukan adalah mengurutkan seluruh item dan komponen pekerjaan yang akan dilaksanakan sesuai dengan gambar kerja yang ada. Sebagai contoh pembangunan rumah tinggal anda dapat lihat dibawah ini.
Langkah awal untuk menghitung volume pekerjaan, yang perlu dilakukan adalah mengurutkan seluruh item dan komponen pekerjaan yang akan dilaksanakan sesuai dengan gambar kerja yang ada. Sebagai contoh pembangunan rumah tinggal anda dapat lihat dibawah ini.
Jika anda merasa
seluruh item pekerjaan sudah tertuang , selanjutnya anda memluai menghitung
volume masing masing volume pekerjaan tersebut. Untuk format sederhana dan
memudahkan perhitungan , anda dapat melakukannya dalam format excel. Suatu hal
yang perlu diperhitungkan adalah satuan pekerjaan yang dihitung harus sama
dengan analisa harga satuan pekerjaan.
Contoh perhitungan
volume pekerjaan dalam format excel anda dapat lihat dibawah ini :
Jika perhitungan sudah selesai, tidak
salah jika anda melakukan pengecekan kembali bilamana ada kemungkinan kesalahan
perhitungan ukuran.
3.
Membuat
Harga Satuan Pekerjaan
Untuk menghitung Harga Satuan
Pekerjaan, yang perlu dipersiapakan adalah :
- Indeks (koefisien) analisa pekerjaan
- Harga Material/ Bahan sesuai satuan
- Harga upah kerja per hari termasuk mandor, kepala tukang, tukang dan pekerja
Indeks (koefisien) analisa pekerjaan mungkin sedikit agak rumit dan membingungkan , jika anda kurang paham darimana (indeks) koefisien tersebut, anda dapat menggunakan indeks resmi yang dikeluarkan oleh pemerintah (anda dapat melihatnya dari SNI yang sudah ada saat ini untuk masing masing item pekerjaan).
Untuk harga material dan upah kerja , anda tinggal memasukkan harga berdsarkan harga yang ada didaerah anda. Anda juga perlu mengantisipasi nilai harga yang dimasukkan bilamana kemungkinan akan ada kenaikan harga jika pekerjaan masih lama untuk dimulai.
- Indeks (koefisien) analisa pekerjaan
- Harga Material/ Bahan sesuai satuan
- Harga upah kerja per hari termasuk mandor, kepala tukang, tukang dan pekerja
Indeks (koefisien) analisa pekerjaan mungkin sedikit agak rumit dan membingungkan , jika anda kurang paham darimana (indeks) koefisien tersebut, anda dapat menggunakan indeks resmi yang dikeluarkan oleh pemerintah (anda dapat melihatnya dari SNI yang sudah ada saat ini untuk masing masing item pekerjaan).
Untuk harga material dan upah kerja , anda tinggal memasukkan harga berdsarkan harga yang ada didaerah anda. Anda juga perlu mengantisipasi nilai harga yang dimasukkan bilamana kemungkinan akan ada kenaikan harga jika pekerjaan masih lama untuk dimulai.
Contoh
Harga Satuan Pekerjaan dapat anda lihat dibawah ini :
Perhitungan Analisa Harga Satuan saat
ini semakin berkembang, dimana banyak terdapat method perhitungannya. Bila anda
mencheck beberapa Analisa Harga Satuan dari beberapa RAB yang ada, kemungkinan
anda akan menjumpai ada beberapa perbedaan harga dalam suatu item pekerjaan
yang sama. Mengapa terjadi ? Untuk pembahasan hal ini anda dapat lihat dalam
artikel ini.
4.
Perhitungan Jumlah Biaya Pekerjaan
Setelah didapatkan volume dan harga satuan pekerjaan , kemudian kita tinggal mengalikannya sehingga didapat harga biaya pekerjaan dari masing masing item pekerjaan.
Setelah didapatkan volume dan harga satuan pekerjaan , kemudian kita tinggal mengalikannya sehingga didapat harga biaya pekerjaan dari masing masing item pekerjaan.
Untuk memisahkan biaya antara Upah
kerja dan Jumlah Biaya Material, anda dapat memisahkan kolom perhitungan
seperti dibawah ini. Ini dapat anda pergunakan jika misalnya kontrak upah
terpisah dengan pembelian material.
5.
RekapitulasiRekapitulasi adalah jumlah
masing masing sub item pekerjaan dan kemudian di totalkan sehinggan didapatkan
jumlah total biaya pekerjaan. Dalam rekapitulasi ini bilamana diperlukan juga
ditambahkan biaya overhead dan biaya pajak.
Contoh
Rekapitulasi biaya pekerjaan dapat dilihat dibawah ini :
2.6 KEUNTUNGAN YANG DI DAPAT DARI RENCANA ANGGARAN BIAYA
Berdasarkan pengalaman yang ada ,
ketika seseorang melaksanakan pembangunan rumah ataupun proyek proyek lainnya,
mereka merasa terbantu dengan adanya Rencana Anggaran Biaya . Sesorang akan
terbantu dengan adanya RAB dimana akan menjadi dasar dan pelaksanaan pekerjaan
baik saat pembelian material dan pemilihan kontraktor dan bialamana ada
perubahan jenis material saat pekerjaan sedang berlangsung. Kesulitan kesulitan
pembiayaan juga dapat terbantu dan disederhanakan jika kita mempunyai detail
RAB. Berikut adalah beberapa catatan yang dapat membantu anda untuk mengerti
apa pentingnya Rancangan Anggaran Biaya tersebut :
- Saat
pelaksanaan pembangunan sedang berlangsung, tanpa disadari uang yang kita
keluarkan cukup besar mengalir. Dengan adanya RAB yang kita miliki, maka
kita akan mengatur penyediaan dan pengeluaran berdasarkan schedule
pekerjaan. Kita dapat menghitung jumlah pengeluaran berkala dari RAB yang
ada untuk pembayaran upah tukang, pembelian materian dan pembelian
peralatan . Jika pekerjaan dilakukan oleh suatu kontraktor dimana upah dan
material langsung ditangani oleh kontraktor, maka kita dapat mengatur
pengeluaran berdasarkan termin (jumlah prosentrase pekerjaan)
- Dari
detail-detail yang tertuang dalam RAB maka akan didapatkan informasi semua
tipe kebutuhan material yang diperlukan untuk masing masing bagian
pekerjaan, dan juga akan didaptkan jumlah actual material yang diperlukan.
Bedasarkan jenis dan jumlah material yang ada dalam RAB maka kita dapat
mempelajarinya dan membuatkan suatu kerja sama dengan pihak supplier untuk
mengatasi atau menjaga bilamana terjadi fluktuasi harga. Sebagai contoh
kita dapat terlebih dahulu menempatkan uang kita ke suatu toko/ supplier
untuk pemesanan jenis dan jumlah material yang sudah ada tertera di RAB.
- Dengan
detail RAB yang ada, anda dapat mengatur jenis dan jumlah material yang
akan dipergunakan sesuai dengan kebutuhannya dilapangan. Ini akan membantu
penyimpanan material yang tidak diperlukan digudang dimana akan mejaga
bertumpuknya material dan juga menjaga perputaran uang anda. Juga akan
mengamankan barang barang anda tertumpuk lama sehingga akan bisa
mengakibatkan material tidak bisa terpakai.
- Dengan
pengaturan jumlah material yang dibutuhkan sesuai dengan kebutuhan
pemakaian maka akan memperlancar jalannya pekerjaan dan juga akan
menghindari terbuangnya material oleh pekerja.
- RAB
juga memberikan spesifikasi masing masing material yang dibutuhkan dalam
tahapan konstruksi, dimana hal ini juga membantu untuk memeriksa apakah
standard dan kwalitas bahan yang masuk sudah sesuai dengan kebutuhan
bangunan anda.
- Jika
semua material dan gudang dapat di sesuaikan dengan kebutuhannya maka juga
akan membantu waktu penyelesaian dari pembangunan rumah yang juga akan
mengurangi biaya yang akan dikeluarkan misalanya biaya penjaga gudang.
- Jika
anda kurang mahir dalam menghitung RAB terhadap rumah yang ingin anda
bangun, anda dapat meminta kepada sebuah konsultan yang biasa dalam
membuat RAB, atau dapat juga anda lakukan dengan meminta kepada kontraktor
yang akan mengerjakan untuk membuat RAB terhadap pekerjaan yang akan
dibangun. Dengan RAB yang ada anda dapat membandingkan harga antara harga
yang dibuat oleh sikonsultan dengan harga yang dibuat oleh calon
kontraktor.
- Jika
anda mempunyai dana yang terbatas, maka anda dapat menggunakan RAB ini
sebagai dasar perhitungan untuk meminjam besar dana yang akan anda pinjam.
- RAB
akan membantu kecepatan pekerjaan , dimana pemilik dan pekerja akan
mempunyai acuan untuk kemulusan berlangsungnya pekerjaan. Semakin cepat
rumah anda selesai dibangun maka anda akan semakin cepat dapat
menempatinya
2.7 KOMPONEN – KOMPONEN YANG PERLU DI HITUNG DALAM RENCANA
ANGGRAN BIAYA
inspiratif |
a. biaya pokok yang berhubungan dengan material , upah kerja dan perlatan.
b. biaya operasional termasuk biaya perijinan, fasilitas atau sarana (air, listrik sementara, gudang dll), dan juga perlu diperhitungkan biaya tidak terduga.
Dalam perhitungan RAB suatu bangunan rumah , semua bagian komponen yang diperlukan dalam pekerjaan hingga selesai harus betul betul diperhitungkan, dimulai dari awal pekerjaan sampai selesai nya tahap konstruksi.
DAFTAR PUSTAKA
TERIMA KASIH INFONYA, SANGAT MEMBANTU..
BalasHapus